Sombong Menghapuskan Pahala


Syidad bin Ausi berkata :
Suatu ketika saya melihat Rasulullah SAW sedang menanis, lalu saya pun berkata kepada beliau, “Ya Rasulullah, mengapa anda menangis?
Ya Syidad, aku menangis karena khawatir terhadap umatku akan perbuatan syirik. Ketahuilah bahwa mereka itu tidak menyembah berhala, tetapi mereka berbuat sombong dengan amal perbuatan mereka,” jawab Rasulullah SAW.
Sebanyak tiga ribu malaikat akan naik ke langit ke tujuh membawa amal perbuatan para manusia dari puasanya, sholatnya, amalnya, dan sebagiannya. Para malaikat itu mempunyai suara seperti lebah dan memilki sinar bagaikan matahari,” sabda Rasulullah lagi.
Malaikat yang disertai tugas ke langit berkata kepada para malaikat penjaga :
“Berdirilah kamu semua dan pukulkanlah amal perbuatan ini ke muka pemiliknya dan tutuplah hatinya. Sungguh, saya akan menghalangi sampainya kepada Tuhan, setiap amal perbuatan yang tidak dikehendaki untuk Tuhan selain daripada Allah (melakukan suatu amal bukan karena Allah).”
“Bersikap sombong di kalangan ahli fiqh adalah karena manginginkan ketinggian agar mereka mendapat pujian. Di kalangan para ulama pula untuk menjadi terkenal di kota dan di kalangan umum. Allah SWT, telah memerintahkan agar saya tidak membiarkan amalnya melewati saya akan sampaikan kepada saya.”
Malaikat penjaga membawa amal orang-orang soleh dan kemudian dibawa oleh malaikat ke langit sehingga terbuka semua penghalang dan sampai kepada Allah SWT. Mereka berhenti di haribaan Allah dan memberikan kesaksian terhadap amal orang tersebut yang betul-betul sholeh dan ikhlas karena Allah SWT.

Kemudian Allah SWT berfirman yang maksudnya :
Kamu semua adalah para malaikat Hafadzah (malaikat penjaga) pada amal-amal perbuatan hamba-Ku, sedang Aku-lah yang mengawasi dan menegtahui hatinya, bahwa sesungguhnya dia menghendaki amal ini bukan untuk-Ku, laknat para malaikat dan laknat sesuatu di langit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proposal Kegiatan Pondok Ramadhan 1439 H

Implementasi Puasa bagi Kehidupan Sehari-hari

Pesan, Nasehat dan Wasiat KH. Ahmad Dahlan